Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Pungging

KH. Ahmad SIddiq, SE., MM (Pengasuh) berada di pelataran Masjid Nabawi

Pondok Pesantren Nurul Islam Pungging

Bangunan Asrama Putra yang didesign oleh Pengasuh dengan gaya arsitek modern

Dewan Guru Pondok Pesantren Nurul Islam Pungging

Dewan guru dan asatidz Pondok Pesantren Nurul Islam di depan ndalem dengan memakai seragam keki

Brifing Pengasuh Kepada Peserta Gerak Jalan

Arahan serta motivasi Pengasuh kepada regu gerak jalan MA, SMK UBP, dan MTs Nurul Islam agar tetap mempertahankan kejuaraannya di lomba gerak jalan kecamatan Pungging

Pondok Pesantren Nurul Islam Pungging

Bangunan Masjid yang didesign oleh Pengasuh dengan gaya arsitek modern

Jumat, 27 November 2015

MUHAMMAD IBNU TARKHAN IBNU AUZALAGH (AL-FARABI)


Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad ibnu Muhammad ibnu Tarkhan ibnu Auzalagh. Di kalangan orang-orang latin  abad tengah, Al-farabi lebih dikenal dengan Abu Nashr (Abunaser). Ia lahir di wasij, distrik farab (sekarang dikenal dengan kota atrar), Turkistan pada 257 H (870 M). Ayahnya seorang jendral berkebangsaan persia dan ibunya berkebangsaaan turki. Pada waktu madunya, Al-farabi pernah belajar bahasa dan sastra arab di baghdad kepada abu dakar As-saraj, dan logika sarta filsafat epada Abu Basyr Mattitus ibnu yunus, seorang kristen nestorian yang banyak menerjemahkan filsafat  nestorian yang banyak menerjemahkan filsafat Yunani, dan juga belajar kepada yuhana ibnu hailam.kemudian, ia pindah ke harran, pusat kebudayaan yunani diasia kecil, dan berguru kepada yuhana ibnu jilad. Tidak berapa lama, ia kembali ke baghdad untuk memperdalam filsafat. Ia menetap di kota ini selama 20 tahun. Di baghdad ini, ia menulis dan membuat ulasan terhadap buku-buku filsafat yunani dan mengajarkan kepada murid-muridnya. Di antara muridnya yang terkenal adalah yahya ibnu ‘Adi, filsuf kristen.  
            
Pada tahun 330 H (945 M), ia pindah ke damaskus, dan berkenalan dengan saif Al-Hamdani, sultan dinasti hamdan di aleppo. Sultan memberinya kedudukan sebagai seorang ulama istana dengan tunjangan yang besar sekali, tatapi al-farabi lebih memilih hidup sedarhana (zuhud dan tida tertarik dengn kemewahan dan kekayaan).ia hanya mamerlukan empat dirham sehari untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal yang menggembirakan al-farabi di tempat ini adalah bertemu dengan para sastrawan, penyair, ahli bahasa, ahli fiqh, dan kaum cendikiawan lainnya.

Konon, kegemaran membaca dan menulisnya sering dilakukannya dibawah sinar lampu sepanjang malam. Adapun sisa tunjangan jabatan yang diterimanya, dibagi-bagikan kepada fakir-miskin dan amal sosial di aleppo dan damaskus. Lebih kurang 10 tahun Al-farabi hidup di dua kota itu secara berpindah-pindah. Akan tetapi, hubungan penguasa  kedua kota ini semakin memburuk sehingga saif addaulah menyerbu kota damaskus yang kemudian dapat dikuasai. Dalam penyerbuan ini, al-farabi diikut sertakan. Pada bulan desember 950 M,al farabi meninggal di damaskus dalam usia 80 tahun. Al-farabi yang dikenal sebagai filsuf islam terbesar, memiliki keahlian dalam bidang keilmuan dan memandang filsafat secara utuh dan menyeluruh serta mengupasnya dengan sempurna. Itulah sebabnya, filsuf yang sesudahnya, seperti ibnu sina dan ibnu rosid banyak mengambil dan mengupas sistem filsafatnya. pandangannya mengenai filsafatnya, terbukti dengan usahanya untuk mengakhiri kontradiksi pemikira plato dengan aristoteles lewat risalahnya al jam’u baina ra’yay al hakimain aflatun wa aristhu. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa ibnu sina telah membaca 40 kali buku metafisika karangan aristoteles, bahkan hampir seluruh isi buku itu dihafalnya, tetapi belum dipahaminya. Baru;ah ibnu sina memahami benar filsafat aristoteles setelah membaca buku al farabi, Tahqiq Ghardh Aristhu Fi Kitab ma Ba’da Ath – Thabi’ah yang menjelaskan tujuan dan maksud metafisika aristoteles. Pengetahuannya yang mendalam mengenai filsafat yunani, terutama plato dan aristoteles, yang dijuluki Al Mu’allim Ats-Tsani (guru kedua), sedangkan Al Mu’allim Ats-Awwal (guru pertama) adalah aristoteles.

MUHAMMAD IBN YA’KUB IBN MISKAWAIH


Nama lengkapnya adalah Abu Ahli Ahmad ibn Muhammad ibn Ya’kup ibn Miskawaih.  Ia lahir dikota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan pada 9 safar 421 H (16 februari 1030 M ).  Ia belajar sejarah kepada Abu Bakar Ahmad ibn Kamil Al-Qadhi (350/960) tentang buku Tarikh Ath-Thabari dan belajar filsafat kepada ibn Al-Khommar, seorang komentator terkenal mengenai filsafat Aristoteles.
Ibn Miskawaih, dikenal sebagai bapak etika Islam. Ia telah merumuskan dasar-dasar etika dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlaq wa Tathir Al-A’raq (pendidikan bersih dan pembersihan akhlaq).  Sementara, sumber filsafat etika ibn Miskawaih berasal dari filsafat Yunani, peradaban Persia, ajaran syariat islam, dan pengalaman peribadi.

 Ibn Miskawaih, seorang pengkaji dan sejarawan muslim, adalah salah seorang filsuf muslim yang karya populernya Tahdzib mengundang kontroversial.  Ia disebut-sebut sebagai tokoh filsafat etika islam yang kritis-analitis, namun disisi lain, ia dianggap sebagai seorang filsuf yang memplagiat karya-karya Yunani, sepert pembahasannya tentang jiwa, yang banyak kesamaan dengan Neoplatonisme, juga mengenai kebahagiaan, kebaikan, dan keadilan yang tek terlalu berbeda dengan Plato dan Aristoteles, Galem, dan lain-lain, kemudian merakit seluruh pengarang yang berbeda ini dalam suatu teks tertentu.

IMAM GHAZALI



Nama lengkap beliau adalah Abu Hamid ibn Muhammad ibn Ahmad Al-Ghazali, diberi gelar hujjah Al-Islam.  Ia lahir di Thus, bagian dari kota khurasan Iran pada 450 H (1059 M).  Ayanya tergolong orang yang hidup sangat sederhana sebagai pemental benang, tetapi mempunyai semangat keagamaan yang sangat tinggi.  Hal ini terlihat dari simpatinya kepada ulama’ , dan mengharapkan anaknya menjadi  ulama’ yang selalu memberikan nasehat kepada manusia.  Itulah sebabnya , sebelum wafat, ia menitipkan anaknya, Al-Ghazali dan saudaranya Ahmad yang saat itu masih kecil kepada ahli tasawuf untuk mendapatkan didikan dan bimbingan.  Di perkirakan Al-Ghazali hidup dalam suasana kesederhanaan sufi tersebut sampai usia 15 tahun (450-465 H).
Pada tahun 488 H (1095 M), Al-Ghazali dilanda keragu-raguan, skeptis, terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum, teologi, dan filsafat) kegunaan pekerjaannya, dan karya-karya yang dihasilkannya sehingga ia menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati.  Oleh karena itu, Al-Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di Madrasah Nizhamiyah.  Akhirnya ia meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus.  Selama kira-kira dua tahun dikota ini, Al-Ghozali melakukan uzlah, riyadhah, dan mujahadah.  Kemudian ia pindah kebait Al-Maqdis Palestina untuk melaksanakan  ibadah serupa.  Setelah itu, ia tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarahi makam rosulullah.  Sepulang dari tanah suci, Al-Ghazali mengunjungi kota kelahirannya Thus dan disinipun, ia tetap berkhalwat.  Keadaan skeptic Al-Ghazali berlangsung selama sepuluh tahun.  Pada periode itulah ia menulis karya terbesar Ihya’ Ulum Ad-din (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama)
  Al-Ghazali senantiasa menjadi fokus pembicaraan dan sorotan, baik yang bernada pro maupun kontra.  Di satu pihak, Al-Ghazali dipandang sebagai pembela islam.  Dipihak lain, Al-Ghazali dipandang sebagai penghambat kemajuan pemikiran umat islam.  Hal ini karena karya Tahafut Al-Falasifah mengakibatkan filsafat islam tidak lagi muncul didunia islam.  Ditambah lagi dengan Tasawufnya yang lebih mengutamakan aspek rasa dan kasuf dari pada pemikiran yang rasional kritis.

Delapan puluh sesudah wafat Al-Ghazali, lahir seorang filsuf muslim didunia barat, bernama ibn Rusyd, berusaha untuk menjawab kritikan Al-Ghazali terhadap filsafat dalam bukunya Tahafut Al-Falasifah. Ia juga memberikan pembahasan yang mendalam antara hubungan antara agama dan filsafat.  Disamping itu, ia belajar ilmu fiqh, ilmu pasti, dan ilmu kedokteran di Svilla kemudian berhenti dan pulang ke Cordova untuk melakukan studi, penelitian, membaca buku, dan menulis.

Jumat, 20 November 2015

Pelantikan Pengurus Putra PP Nurul Islam Pungging Mojokerto

Pergantian Pengurus putra Pondok Pesantren Nurul Islam telah dilaksanakan pada :
Tanggal : 14 Desamber 2015
Jam        : 20.00 s/d 21.30 WIB
Tempat  : Halaman Pondok Pesantren Nurul Islam Pungging Mojokerto
yang di hadiri oleh seluruh dewan guru dan puluhan alumni PP. Nurul Islam Pugging Mojokerto.

Sebut M. Ikhya' Ulumuddin Al Hikam ketua Pengurus baru masa khidmat 2015-2016, santri senior yang dipercayai, dianggap mampu menjadi pimpinan tertinggi di kepengurusan Pondok Pesantren Putra Nurul Islam Pungging Mojokerto dan juga banyak prestasi yang diraihnya, diantaranya :
  1. Juara II Lomba Pidato Bahasa Arab Se-Kabupaten
  2. Juara I Lomba Pidato Bahasa Arab Se-KKM Mojosari
  3. Juara III Lomba Pidato Bahasa Arab Se-Jawatimur
  4. Juara II Lomba Festival Al Banjari Se-Jawatimur
  5. Juara I Lomba Festival Al Banjari Se-Kabupaten
  6. Juara II Lomba Festival Al Banjari Se-Kabupaten
  7. Juara II Lomba Festival Al Banjari Se-Kecamatan
  8. Juara II Lomba Festival Al Banjari Se-Kecamatan
  9. Juara Harapan I Seni Qiro'ah Se-KKM Mojosari
Empat pengurus inti beserta lima bidang akan membantu kinerja pengasuh dalam meendidik dan mengayomi santri diantaranya yaitu :
Ketua :
M. Ikhya' Ulumuddin Al Hikam
Wakil :
Robbi Maulana
Sekretaris :
1. Rizal Al Farizi
2. M. Subiantoro
Bendahara :
1. M. Syafiulloh Al Ghuror
2. M. Al Amin
Bidang Sarana :
1. Wiwi Suprayitno (Koordinator)
2. M. Adam Nurulloh
3. Febri Cahyono
4. A. Haikiki Khoirul Anwar
Bidang Keamanan dan Ketertiban (BIDKAMTIB) :
1. A. Taufik (Koordinator)
2. M. Ziki Bagus Setiawan
3. M. Ilham Muzakki
4. Yusuf Muhammad Zaid
5. M. Syafiuddin Zuhri
6. M. Fatchur Rohman
Pendidikan dan Dakwah (PENDAK) :
1. A. Fauzi (Koordinator)
2. M. Ikmaluddin
3. Yusril Fahmi
4. M. Masrukhan
Bidang Pertamanan dan Kebersihan (PERKEB) :
1. M. Dzul Fadli (Koordinator)
2. M. Purwanto
3. Rahmat Sugianto
4. Doni Andriansyah
Bidang Kesehatan :
1. M. As'ad Samsul Arifin (Koordinator)
2. A. Dikvi Khoiri
3. Aji Rizki Agung
4. Fiki Firmansyah.

Demikian PP. Nurul Islam semoga semakin maju dan bisa mencetak kader-kader yang mampu memberikan inisiator dan motivator terhadap muslimin. amin.