Menu yang dihidangkan pun banyak macamnya.. ”iyo rek, mangan Tahu teMpe ae,mbelenger”(canda salah satu santri), jadi konsekuensinya santri NURIS dilatih tidak boleh tinggal diam dan paham akan kondisi pondok. Dan ada yang lain lagi nih.??? Pengasuh memahami jikalau seluruh santri tidak selalu akur terus, terkadang berkelahi, musuhan dan sudah banyak lagi konflik yang ada antara santri. Oleh sebab itu,pengasuh sengaja membentuk/mengorganisir makan santri dalam beberapa kelompok, pengasuh menyediakan beberapa wadah (nampan) yang disana nanti semua santri makannya secara bersama-sama. Biasanya 1 wadah (nampan} diisi 5 santri. Disitulah biasanya santri merasakan nyamannya makan bersama dan tidak nyamannya juga, Saat makan bersamapun santri saadar bahwa, ”kita semua tuh sama,tidak ada yang beda”, Meskipun kaya, miskin, putih, hitam, semua perbedaan itu pun seolah sirna. Akhirnya dari strategi jenius dari Pengasuh, membuat para santri tambah akur dan jadi teman yang saling peduli ,bahkan kalau dilihat seperti keluarga yang tidak pernah bisa dipisahkan.
Tidak hanya itu, Pengasuh juga menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan,yang mana setiap harinya para santri diberi tugas{ro’an}/piket.Setiap santrinya diberi tugas piket pada bagian-bagian tertentu,karena santri NURIS sadar kalau kebersihan itu sebagian dari iman,dampaknya juga positif loh bagi para santri.Apa?para santri NURIS jarang mempunyai penyakit kulit,tidak lain yaitu,”gudiken”yang biasanya melanda banyak santri yang kurang tau tentang pentingnya menjaga kebersihan,semoga ide-ide jenius pengasuh dapat bermanfaat bagi para santri kelak kalau sudah terjun dikalangan masyarakat. AMIIN……..