Rabu, 02 Desember 2015

Cinta di Panggung Juara

Karya : Arifatul Musyayadah

Kukkuruyuk……...kukkuruyuk…….
          Ayam pun sudah berkokok, menandakan pagi sudah dimulai. Sinar matahari menyilaukan mataku, sehingga aku bangun dari tidur. Aku pun pergi ke kamar mandi dan langsung keluar rumah. Sinar matahari pun juga menyengat badanku, sehingga membuat semangatku semakin bertambah. Ikan-ikan pun menari-nari di dalam sungai yang jernih. Hari bahagia mulai terlihat sejak pagi ini. Karena sekarang hari bahagiaku, aku pun mulai semangat. Karena semangatnya, terjadilah kekeributan kecil di rumahku.
       “Kiki ,cepat. Nanti terlambat lagi!’’. Kata Pipit yang berteriak marah- marah kepada sahabatnya (sambil mengeluarkan mobil dari garasi).
       “Ya sebentar, lagi ngambil sepatu’’. Jawab Bita menjelaskannya.
  SETELAH SAMPAI DI HALAMAN RUMAH………..
       “Lain kali jangan lama-lama, nanti telat lagi!’’. Pipit pun menasehati Bita yang sedang asyik memakai sepatu barunya.
       “Ya, aku sudah mengerti. Lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi’’. Bita pun berjanji kepada Pipit.
       “Ya sudah, ayo masuk ke mobil, kita harus cepat- cepat berangkat sekolah!’’ (sedikit marah)
       “Ya’’. Balas Bita dengan semangat.
                  Mereka pun pergi ke sekolah tanpa ada masalah lagi. Disamping itu, mereka telah membangun sebuah prinsip. Yaitu:  
                                                                                                     من جد وجد
                            ‘’ barang siapa yang bersungguh- sungguh pasti akan berhasil’’.
KETIKA SAMPAI DI SEKOLAH MA PANUTAN JAYA…………….
        BRUK…!!. Seorang laki- laki yang tak sengaja menabrak sebuah tanaman kecil di dekat tong sampah. Aku dan Bita pun segera menolongnya.
       “Astagfirullahal’adhim, kenapa bisa jatuh ya ?’’ tanya Pipit kepada laki-laki itu.sambil menolongnya
   
       “Bagaimana keadaanmu? Apakah sakit?” Pipit kembali bertanya.
       “Aku tidak apa-apa” jawab laki-laki itu.
       “Pit, ayo kita masuk. Bel sudah berbunyi, nanti kita telat lagi nih, ayo cepat!!”
 Bita pun mengajak Pipit masuk ke kelas sambil terburu-buru.
      “Ya” jawab Pipit singkat.
      “Aku masuk kelas dulu ya! Assalamu’alaikum” ujarnya lagi sambil melambaikan tangannya kepada laki-laki tersebut.
KELAS X IPA 1…………….
         Sesampainya di kelas.
       “Assalamu’alaikum” ucap kedua sahabat tersebut sambil memberikan senyuman terbaiknya.
       “Waalaikum salam” jawab teman-teman di kelas itu dengan baik.
        Aku dan Bita pun memilih duduk paling depan. Karena mereka berdua ingin lebih mengetahui ilmu-ilmu yang mereka dapatkan. Mereka akan terus maju, meskipun badai sedang melawan mereka. Tidak ada yang bisa mengalahkan mereka meskipun juga banyak lintangan yang dihadapi.
        “Ya, ada apa?” jawab Bita.
       “Apa yang kamu pikirkan di masa yang akan datang?”
       “Aku masih bingung nih! Mungkin aku akan terus kuliah di perguruan tinggi” ujarnya dengan tak pasti.
       “Oh….!!”
       “Kalau kamu?”
       “Aku akan maju di hadapan semua orang, akan aku buktikan bahwa aku bisa. Aku pasti akan jadi juara di panggung juaraku nanti” ujar Pipit dengan pasti.
       “Kamu hebat Pit, aku akan selalu mendukungmu”
       “Ya terima kasih ya! Kalau begitu ayo sama-sama kita wujudkan tujuan kita sama-sama!
       “Yo” kata Bita dengan semangat.
             Tiba-tiba pak guru masuk kelas. Pelajaran dimulai dengan baik.

            Tet……tet….
            Bel istirahat terdengar dari kelas. Aku dan Bita pun pergi ke kantin untuk memesan makanan.
KANTIN SEKOLAH……..
            Sesampainya di kantin, aku dan Bita lansung memesan makanan dan mencari tempat duduk untuk dapat menikmati makanan bersama-sama.
       “Bu, saya pesan 2 mie dan 2 es the. Cepat ya, Bu!”(sambil tersenyum)
      “Baik, pesanan akan segera datang” kata pelayan kantin.
             Tiba-tiba datang seseorang yang mengagetkanku. Dia adalah lelaki yang tadi pagi menabrak tanaman kecil di dekat sampah. Akhirnya, kami pun berkenalan.
       “Hai, bisa gabung nggak ?” kata lelaki tersebut.
        “Eh, kamu. Boleh- boleh. Silahkan duduk!” kata Pipit membalasnya.
       “Ngomong- ngomong, kita belum kenalan, kan! Perkenalkan namaku Daffa Alif Faris Ananto, biasa dipanggil Daffa. Dan kamu?” tanya Daffa kepada Pipit.
        “Namaku Khafidlotun nisa’ biasa dipanggil Pipit. Dan ini sahabatku, namanya Aulia Tsabita Fatiya biasa dipanggil Bita. Kami tinggal serumah dan kami juga sangat bahagia sekali”
         Kami bertiga bersenda gurau sambil menikmati makanan yang dipesan di kantin tadi. Tak terasa bel sudah berbunyi. Bel menandakan sudah waktunya masuk kelas. Akhirnya, aku, Bita, dan Daffa pun segera masuk ke kelas kami masing-masing.
       “Eh, tak terasa ya bel sudah berbunyi, yuk kita masuk ke kelas masing-masing! ujar Bita.
       “Ya sudah, aku pergi dulu ya!” kata Daffa.
       .
KELAS X IPA 1…………..
         Setelah sampai di kelas, aku dan Bita bersiap-siap untuk mendapatkan ilmu baru. Tiba-tiba, pak guru masuk ke dalam kelas.
      “ Assalamualaikum, anak-anak” ucap pak guru.
       “Waalaikumsalam pak guru” jawab seluruh siswa dengan serentak.
       “Mohon perhatian anak-anak! Besok akan diadakan perlombaan pidato tingkat………! Pak Guru pun kebingungan
       “Yeeh, ada lomba pidato” ujar salah satu siswa di kelas itu.
       “Diam. Saya belum selesai bicara, kenapa kamu memotong pembicaraan saya?.kata Pak Guru dengan perasaan marah.
       “Baik, Pak. jawab satu kelas dengan kompak.
       “Lomba ini akan dilaksanakan tingkat kabupaten. Syaratnya harus berbahasa Indonesia dan minimal satu kelas dapat mewakili 1 a..…….” kata Pak Guru kebingungan lagi.
       “Yah, kenapa harus 1 anak yang mewakili?” kata salah satu siswa lagi.
       “Huh…., kenapa kalian masih bandel? Kan sudah saya bilang, saya belum selesai bicara, kenapa kamu memotong pembicaraan saya? Kamu anggap apa saya ini? Coba jawab?” Pak Guru pun semakin marah.
       ‘’Radio Pak, hehehe” ujarnya lagi.
       “Mengapa kamu jawab pertanyaan saya ? Apa kamu nggak punya sopan santun? Kamu sudah mengejek saya seperti radio! Diam kamu!” Pak guru pun semakin marah.
       “Sebelumnya saya minta maaf Pak, tadi kan Bapak minta kalau pertanyaan Bapak harus dijawab. Ya saya jawab deh!”
       “Iya juga ya!” kata pak guru pelan-pelan
       “Hooo…….’’ Satu kelas menyorai pak guru tersebut.
        “Ya sudah, saya minta maaf. Nah , sekarang siapa yang mau mengikuti lomba pidato ini pada besok pagi?’’
       “Saya, Pak’’ kata Pipit dengan pasti.
       “Ya bagus sekali. Jadi, yang mewakili kelas ini adalah Pipit’’
            Pelajaran pun dimulai dengan baik karena mereka selalu mendengarkan guru dengan baik’’
             Tett…….tett…..
            Bel pulang pun berbunyi. Akhirnya, aku dan Bita pun pulang.
       ‘’Bit, ayo kita pulang, hari sudah semakin siang!” ujar Pipit.
      “Ya sudahlah, ayo! jawabnya singkat.

          Ketika Pipit  mengeluarkan mobilnya dari garasi, tiba-tiba Daffa datang di depan mobilku. Aku pun kaget melihatnya. Untung saja aku dapat mengontrol mobilku ini, kalau tidak, Daffa pasti tertabrak!. Dia pun mengajakku pulang bersama dengannya.
      “Astagfirullahal’adzim,ya Allah” dengan perasaan kaget aku melihat Daffa di depan mobilku.
      “Untung aku dapat mengendalikan mobilku, kalau tidak!’’ujarnya lagi.
     “Kamu bisa tidak  pulang sama aku?’’sambil menunjukkan mobilnya.
      “Ya sudahlah, ayo!” sambil turun dari mobil.
      “Nah, ini baru teman baikku” jawab Daffa.
      “Bit, aku pulang dulu ya sama Daffa, kamu pulang pakai mobilku, nggak papa kan!” tanya Pipit kepada Bita.
      “Ya sudah, aku tidak masalah, lagi pula, aku kan sudah bisa menyetir sendiri,”
       ‘’ya sudah,aku dulu ya!, assalamu’alaikum’’.(sambil melambaikan tangannya kepaga Bita)
            Akhirnya, Bita pun pulang sendirian. Tapi, diperjalanan Bita, ia di hadang oleh salah satu teman sekelasnya. Bita pun senang karna dia punya teman untuk diajak bicara.
SESAMPAINYA DIRUMAH…………
             Ketika sampai dirumah, Pipit mengajak Daffa untuk masuk kedalam rumah. Tetapi Daffa malah menolaknya. Ia hanya ingin meminta nomer telefonku saja.
     ‘’terimah kasih Daffa, aku sangat berhutang kepadamu, kamu bisa mampir dulu untuk beristerahat”. Ajak Pipit kepada Daffa.
      ‘’tidak usah repot-repot. Oh ya, apakah aku boleh minta nomer teleponmu?’’
      ‘’ya, tentu saja boleh’’(sambil mengeluarkan handpone nya didalam tas)
      ‘’ini: 085856456929’’. Ujarnya lagi.
       ‘’terima kasih’’
      ‘’sama-sama’’
       ‘’aku pulang dulu ya! Nanti takutnya ibu mencariku, sampai nanti!’’.
                Aku pun masuk kedalam  kamar. Suara pintu pun terketuk  dari depan rumah. Aku pun membuka pintu rumah, dan ternyata itu adalah Bita yang baru saja pulang dari sekolah.
           Tok..tok..tok…
     ‘’assalamu’alaikum, Pit,Pipit?’’. Ucap Bita.
     ‘’wa’alaikum salam, eh ternyata kamu, ayo masuk’’. Jawab Pipit.
     ‘’ya, bagaimana tadi kamu sama Daffa ? baik-baik saja kan!’’
     ‘’ ya, aku baik !. dan bagaimana denganmu?’’
    ‘’aku sangat senang sekali, karna tadi aku bertemu dengan Deny. Dia mengajakku  makan               siang direstoran, aku dan dia lagi asyik membicarakan cita-cita kami berdua.Dia bilang ‘’bahwa setiap keinginan pasti akan tercapai apabila dikerjakan dengan sungguh-       sungguh’’.
     ‘’ya, benar sekali. Ngomong- ngomong, Deny itu bukannya teman sekelas kita yang ngirain pak guru sebagai radio, benar kan!’’
     ‘’ya, benar sekali’’
     ‘’ya sudahlah, aku pergi dulu ke taman untuk merenungkan yang diucapkan oleh Deny tadi, aku dulu ya !’’
‘’yalah, terserah kamu,aku akan pergi kekamar dulu untuk belajar pidato’’

KETIKA TIBA DIKAMAR……………
              Aku pun mendengar suara handponeku berbunyi di dalam tas. Aku pun segera mengambilnya dan membalas sms tersebut.
      ‘’assalamu’alaikum’’
     ‘’wa’alaikum salam,siapa?’’
      ‘’ini aku, Daffa’’
      ‘’oh kamu,ada apa?’’
      ‘’tidak apa-apa, kamu lagi ngapain sekarang?’’
      ‘’lagi belajar pidato di depan cermin, besok kan waktunya aku menunjukkan bahwa aku bisa menjadi yang terbaik dihadapan semua orang. Aku akan maju mewakili bangsa Indonesia ini untuk menjadi yang terbaik’’
      ‘’oh, itu bagus sekali. Aku akan selalu mendukungmu’’
      ‘’Terima kasih ya! Kamu sudah menjadi teman terbaikku’’
     ‘’ya, sama-sama, do’aku akan selalu menyertaimu wahai temanku, kamu kalau mau tidur jangan malam-malam, agar besok pada pagi hari dapat memberikan pidato terbaikmu’’
       ‘’ya, akan selalu ku ingat nasehatmu itu’’
      ‘’assalamu’alaikum’’
       ‘’wa’alaikumsalam’’
               Di pagi hari yang cerah, mentari pagi menyinari halaman rumahku. Tak seperti biasanya, aku lebih berangkat pagi-pagi. Hari ini mulai aku menunjukkan bakatku. Dan begitu juga dengan Bita, dia pun mulai hidup disiplin.sesampainya di sekolah,aku dipanggil                             
Ke kantor untuk siap-siap berangkat. Sebelum berangkat, aku meminta restu bapak ibu guru agar nanti pada saat perlombaan, dapat berjalan dengan baik. Dan tak lupa dengan teman-teman terdekatku. Aku punsiap pergi ke tempat perlombaan. Aku berangkat bersama dengan guru pembimbingku,namanya bu Nita. Aku pun berangkat dengan beliau menggunakan mebil milik bapak kepala sekolah. Aku pun segera pergi dengan rasa kesemangatan.
SESAMPAINNYA DI PERTANDINGAN……….
              Aku pun segera mengambil nomer undian ditempat panitia. Dan ternyata aku mendapatkan nomer undian terakhir.
              ‘’kamu dapat nomer berapa?’’tanya bu Nita kepadaku
               ‘’saya mendapatkan nomer undian terakhir bu!’’
               ‘’oh, bagus sekali itu,!’’
              ‘’loh, kenapa bu?’’
 ‘’ karena, umumnya sang juara itu pasti muncul terakhir, kamu harus bisa  menjadi yang terbaik. Dengan tekat dan usaha pasti akan tercapai usahamu.’’
                       Aku pun menganguk pasti kepada bu Nita. Kami pun menunggu giliranku untuk maju kepanggung.tentu, dalam kesempatan yang luang ini, aku pasti mempergunakan waktu sebaik-baiknya. Disamping berusaha, aku pun juga berdo’a kepada allah. Sebentar lagi, aku akan maju kedepan.
 ‘’saat ini adalah nomer urut terakhir, dipersilahkan kepada Khafidlotun Nisa’  dari sekolah Panutan Jaya silahkan maju kedepan!’’
              Aku pun segera maju ke depan.tanpa ada rasa tegang ataupun gemeteran.ku buang rasa-rasa itu. Dan waktunya aku maju ke panggung.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alkhamdulillahirobbil’alamin ,wassolatuwassalamu’ala asyrofil anbiyaiwal mursalin, sayidina wamaulana muhammadin, wa’ala alihi washohbisi wassalam
Teman-teman sekalian yang berbahagia
Di sini saya akan menyanpaikan pidato dengan judul ‘’ibu’’
Saya mengetahui bahwa semua orang pasti mempunyai ibu, tapi sangat banyak orang di sekeliling kita tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu,(Pipit pun mulai mengeluarkan ekspresinya berupa kesediha yaitu dengan menangais ). Saat kita merasa kesakitan, ibu pun menolong kita dengan kasih sayang yang lembut, tapi apakah kita juga meniru sikap ibu tersebut. Apa yang harus kita lakukan jika ibu berbaring diatas kasur dengan merasakan kesakitannya . tentu kita akan membiarkan ibu menderita di atas kasur itu.
Seorang anak yang tinggal di rumah sendirian bersama sahabatnya, tanpa ayah dan ibu. Hidup mandiri adalah salah satu kunci sukses. Maka kita harus bersyukur kepada allah karena sudah ,memberikan orang tua yang lengkap serta cinta  kepada anak-anaknya.
Sekian dari saya, apabila ada kesalahan, mohon di maafkan
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SETELAH SELESAI BERPIDATO…………
            Hatiku pun merasa puas, sekarang waktunya untuk menunggu siapa yang akan menjadi juara. Aku hanya bisa menyerahkan diriku kepada allah, bagaimana hasilnya nanti.
SETELAH MENUNGGU HASIL JUARA……….
            Setelah ini, hasil juara pun di umumkan. Aku merasa takut apabila aku kalah. Pasti semua orang yang mendukungku pasti merasa sedih. Hasil juara pun di umumkan
         ‘’ perhatian kepada semua pesrta pidato, bahwa yang menjadi juara dari 50 peserta akan di ambil 3 yang terbaik
Ø  Untuk juara ke-3 adalah       : Muhib Batul Khaira dari sekolah MA Suka Maju.
Ø  Untuk juara ke-2 adalah        : Kurnia Permata Sari dari sekolah MA Kartini.
Ø  Untuk juara ke-1 adalah       : Khafidlotun Nisa’ dari sekolah MA Panutan Jaya.
Sekian dari saya , bagi nama-nama yang saya panggil harap segera maju kepanggung juara untuk menganmbil piala. Piala akan diserahkan kepada bapak kepala kabupaten mojokerto, kepada bapak kepala kabupaten mojokerto harap maju ke panggung .’’
‘’terima kasih pak’’. Kata Pipit  dengan bersyukur
‘’baik’’. Kata pak kepala kabupaten mojokerto.
    Alkamdulillah,aku mendapat juara 1. Aku sangat bersyukur kepada allah. Akhirnya aku pun pulang bersama bu Nita.
SESAMPAI DI SEKOLAH MA PANUTAN JAYA………..
            Semua teman-temanku pun menyoraiku ketika melihatku datang ke sekolah. Mereka bertanya-tanya apakah aku mendapat juara atau tidak. Dan akhirnya mereka pun mengerti bahwa aku telah mendapatkan juara 1. Mereka pun bangga terhadapku. Mungkin ini adalah akhir dari perjuanganku . Semua keinginanku sudah terpenuhi.   Aku telah membuktikan bahwa aku bisa maju di panggung juara. Ketika aku mengangkat pialaku di panggung juara bersama para sahabatku. Rasa cinta pun terwujud di hati kita masing-masing. Inilah yang ku maksud dengan ’Cinta Dipanggung Juara”.

TAMAT